Sunday, 28 June 2015 0 comments

Tragedi 627 (Bali, New Taipei City) - Diamlah daripada Kau Menyakiti Sesamamu


Tragedi 27 Juni 2015, Bali- New Taipei City

Sejak subuh dan hingga detik ini aku menulis, berita tentang kebakaran yang menyebabkan 400 orang lebih luka-luka masih terus disiarkan di televisi. Bahkan semua koran hari ini menuliskannya.

Pesta musik dan tari yang berakhir tragis. Merinding membayangkan kejadian tadi malam. Aku tidak ingin membahas kejadian itu, hanya beberapa hal saja yang aku ingin tulis tentang hal itu.

Jujur aku ikut berduka atas kejadian yang menimpa ratusan orang tersebut, aku memang tidak mengenal mereka tapi bukankah semua sama, sama-sama manusia yang diciptakan Allah?

Banyak berita di medsos yang aku baca tentang kejadian ini, namun aku tertegun dengan komentar-komentar dari para netizen. Tidak sedikit yang mengutuk kejadian itu, banyak yang menuliskan itu adalah azab karena mengadakan pesta bikini di bulan ramadhan, dan banyak komentar-komentar yang benar-benar menyesakkan dada.

Aku bukan orang yang pintar agama, namun sebagai manusia aku punya rasa prihatin. Yang bicara seenaknya saja dengan kejadian itu apa tidak berpikir dulu? (ini terlepas dari agama yang aku anut)

Bagaimana jika kejadian itu menimpa kalian, keluarga, dan teman-teman kalian. Apakah kalian bisa tertawa dengan kejadian itu? Apakah kalian senang jika kejadian itu menimpa kalian lalu kalian membaca komentar orang lain yang mengutuk kejadian itu, yang menyalahkan kalian karena pesta seperti itu?

Dimana hati nurani kalian sebagai umat manusia yang sama-sama diciptakan oleh Allah? Apakah dalam agama kita diperbolehkan tertawa di atas bencana yang menimpa orang lain, meski tidak seagama dengan kita?

Apakah kalian termasuk orang yang tidak bisa berterimakasih? Kalian mengais rejeki di negara mereka, mengapa kalian menjadi egois? Inikah orang Indonesia yang sekarang? Jauh dari sikap welas asih? Egois?

Diam akan lebih baik daripada kalian mengumbar komentar-komentar menyakitkan seperti itu. Simpan saja kata-kata itu, renungkan saja jika itu menimpa kalian. Aih bukan mendoakan keburukan untuk kalian, tapi mengajak kalian untuk berpikir tentang sikap kalian dan balasan.

Semua sudah kejadian bukankah sudah ditakdirkan oleh Allah, dan kejadian yang menimpa lebih dari 400 orang itu juga sudah digariskan pula oleh-Nya. Dan apa yang menjadi rahasia dalam kejadian itu hanya Allah yang tahu. Kita bisa mengambil hikmah dari semua kejadian yang ada.

Tidak usahlah menghubungkan semua hal dengan azab, karma atau apa itu. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di balik semua ini, jangan menerka sesuatu yang tidak pasti. Jangan buang waktu kita untuk menerka-nerka, kita jalani saja hidup kita. Perbaiki diri kita daripada mengusik mereka.

Diam akan lebih baik daripada bicara, namun menyakiti sesama.
Kita harusnya mendoakan mereka dengan doa yang membawa kebaikan, bukan menyumpahi mereka dengan hal-hal buruk. Jangan rusak kesucian agama dengan ucapan dan tindakan kita yang jauh dari apa yang diajarkan agama kita.

PRAY FOR BALI, PRAY FOR TAIWAN


莉莉@板橋
104年6月28日




Saturday, 27 June 2015 0 comments

Tentang Rasa


Sepiring mie goreng kesukaanku tersaji di atas piring berbentuk hati. Aku berusaha memadu semua bumbu yang biasa aku pakai untuk memasaknya, kutambah sedikit sawi, sayur kesukaanku.

Dari aromanya sepertinya pas, mungkin agak sedikit pedas. Perpaduan cabai dan merica mungkin akan membuatnya pedas. Ya tapi aku memang suka pedas, meski kadang perutku berontak juga.

Dan ketika tiba waktu berbuka, setelah makan tiga buah kurma dan segelas jus kacang hijau. Dan tentunya setelah kewajiban utama tertunaikan, kuhampiri piring berbentuk hati yang berisi mie goreng dengan sedikit nasi di pinggirnya.

Oh My God, pedas pakai banget plus asinnya itu lho, hiks....

But kalian tahu apa yang aku rasakan?

Pedas itu sangat berarti untukku, setidaknya menikmati pedasnya mie goreng itu membuatku sedikit lupa dengannya, ya dengan laki-laki berperawakan tidak kurus juga tidak gemuk itu. Laki-laki berkacamata yang telah menjerat hatiku setahun terakhir ini. Pedas itu membuatku sedikit lupa tentang rindu yang menyakitkan. Tentang rasa kangen yang mulai membuat luka.

Dan tentang asin itu, orang jawa bilang jika memasak dan keasinan artinya sudah ingin menikah. Mitos kuno, tapi bukankah itu masih selalu terdengar. Ya mungkin untuk saat ini memang itu benar untukku, bayangan segera menikah dan memiliki anak itu kian berkobar di hati. Aku ingin laki-laki tidak pernah romantis itu segera melamarku. Aku yakin dia jodohku, aku yakin aku dan laki-laki bermarga Zhang itu bisa berjodoh, namun bukankah semuanya Tuhan yang menetukan. Aku tidak ingin menyerah, doa adalah perjuangan terakhir untuk memperjuangkan semuanya.

Tentang rasa, tidak perlu diragukan. Aku sudah yakin, jika Tuhan tidak merestui karena Tuhan tahu dia bukan yang terbaik untukku dan aku percaya Tuhan sudah menyiapkan kebahagiaan yang lebih di depan sana. Aku tidak boleh menyerah, aku harus terus maju dan berjuang.


嘉,我很想你

莉莉@板橋
104年6月27日

Friday, 26 June 2015 0 comments

Ketika Kau Melupakan Urusanmu Sendiri

 
 
Manusia memang tidak pernah jauh dari yang namanya "ngurusin" orang lain. Wong aku kadang juga ikuta ngurusin orang lain, padahal kalau dipikir-pikir mending itu ngurusin badan sendiri. Ya biar kurusan dikitlah. Manusia tetaplah manusia tidak bisa benar-benar lepas dari yang namanya ngurusin orang lain, padahal badannya sendiri itu harusnya yang dikurusin. Lah jadine muter-muter.
 
Ya meski setiap saat pengen ngurusin orang lain tapi mbokya jangan keterlaluan, wong urusannya sendiri aja belum tentu beres tuntas lha kok datang ke kehidupan orang lain trus ndusel-ndusel pengen ikut urusan orang.
 
 
Terus aku pikir lagi, apa sih gunanya ngurusin orang lain? Apa kita akan diberi piala sebesar gunung dari orang yang kita urusin urusannya itu. Atau malah dikasih warisan nantinya. Atau juga biar terkenal seantero dunia gitu?
 
Sudahlah, urusan orang itu biar diurus sendiri, mending kita itu ngurusin badan kita sendiri. Ngapain sih capek-capek ikut campur urusan yang bukan menjadi urusan orang. Trus nanti dishare ke banyak orang terus ditambah-tambahi. Walah mau nyari apa sih?
 
 
Seperti itu justru akan menunjukkan kejelekan kita. Kita kasih stempel diri kita sendiri dengan stempel KENYIH. ssstttt tulisan ini hanya untuk renungan diriku sendiri, no nyindir siap-siapa. Kalau ada yang kesindir ya kembali pada orangnya, kalau kesindir ya berarti yang kesindir itu bagian dari orang-orang kenyih.
 
 
 
莉莉@板橋
104年6月26日
 





0 comments

Cake Labu dan Pisang Kukus



Sayang banget sih masih ada dua pisang yang sudah sangat matang tapi dibiarkan saja. dua hari lagi pasti bakal dibuang. Jadinya aku buat deh cake sederhana ini, kali ini aku tambah labu.

Bahan :
1. 100 g gula pasir
2. 2 sdm mentega ( cairkan)
3. 1,5 bks vanili bubuk
4. 1/2 sachet susu kental manis coklat
5. 2 buah pisang ( haluskan dengan garpu)
6.  1/4 buah labu ( kukus, kemudian dagingnya haluskan dengan garpu, campur dengan pisang)
7. 2 butir telur
8. 100 g terigu
9. 1 sdt baking powder
10. Garam secukupnya

Cara :
1. Kocok gula dan telur hingga mengembang
2. Tambahkan terigu, susu kental manis, garam, aduk rata
3. Tambahkan pisang dan labu, aduk hingga rata
4. Masukkan mentega cair, aduk
5. Masukkan cetakan dan kukus hingga matang ( masukkan ke dalam panci ketika air telah mendidih)

Tips : Agar adonan tidak terkena uap, maka tutup panci dengan kain terlebih dahulu baru ditutup dengan tutup panci.

Thursday, 25 June 2015 0 comments

Rindu yang Tidak Adil

 
Malam itu kau berjanji akan selalu ada. Tidak akan pernah pergi dari sisiku. Apakah aku terlalu bodoh jika aku percaya padamu? Atau kau terlalu baik untuk tidak mempercayaimu. Kau tidak pernah seperti ini, ada apa denganmu?
 
Aku memang bandel, kadang membuatmu marah tapi bukankah kau tahu ada alasan yang kuat di balik semua itu. Kaupun banyak tahu tentang masa laluku. Dan kau mengerti keadaanku sekarang. Aku tidak pernah melarangmu melakukan apa yang kamu mau, tapi pertanyaanmu malam itu aneh.
 
 
"Apa kau tidak marah dan melarangku jika aku melakukan itu?" Itu pertanyaan terakhirmu sebelum kau tiba-tiba hilang tanpa jejak.
 
Apakah jawabanku malam itu salah, apakah jawaban itu menyakitimu?
 
 
Sungguh, aku rindu sosokmu. Mengapa kau masih bertahan untuk menyiksaku dengan kerinduan ini.
Apa tidak ada cara lain untuk membuatku menbencimu selain kerinduan ini?
Rindu ini tidak adil, aku benci kerinduan ini. Aku benci.
 
 
Jia, where are you now?

0 comments

Cumi Goreng untuk Kesayangan



Akhir-akhir ini pergi ke pasar melihat harga cumi-cumi cukup murah, empat ekor hanya 100 元. Akhirnya beli juga deh untuk persediaan, mengingat aku begitu suka sama cumi-cumi.
 
Kemarin pengen banget masak cumi-cumi dengan varian lain, soalnya selama ini aku suka dimasak oseng saja. Dan ketemulah ide untuk buat cumi goreng tepung, lah ini mah ide lama sih. hahah
 
Ok deh, berikut aku sertakan resepnya buat teman-teman semua
 Sebelum nya cuci bersih  cumi-cumi, lalu lumuri dengan perasan jeruk nipis, diamkan 15 menit. Ini bertujuan untuk menghilangkan bau amisnya.
 
Resepnya :
 
Bahan :
1. I ekor cumi-cumi (potong-potong)
2. 2 siung bawang putih (haluskan)
3. 3 sdm tepung terigu
4. 1,5 sdm tepung kanji
5. 1 sdm tepung beras
6. Merica bubuk dan garam secukupnya
7. 1 Butir telur
8. Minyak untuk menggoreng
 
 
Caranya :
1. Campur telur, bawang putih dan sedikit garam lalu kocok. Sisihkan
2. Campurkan tiga macam tepung, garam dan merica bubuk
3. Masukkan potongan cumi ke dalam kocokan telur
4. Anggat satu persatu potongan cumi lalu guling-gulingkan di atas campuran tepung
5. Diamkan 10 menit
6. Goreng hingga kuning keemasan.
7. Sajikan, bisa ditemani dengan saos sambal.
 
 
Mudah bukan? Yuk mari dicoba. hehehe
 
Selamat berbuka puasa ya,
 
 
 
莉莉@板橋
104年6月25日

Wednesday, 24 June 2015 3 comments

Sahabatku Kekasihku


 
Kita hanya sepasang sahabat yang berawal dari beetalk. Hanya saling menyapa di aplikasi itu. Tidak lebih, hingga senja itu takdir mempertemukan kita. Belakang apartmen menjadi saksi pertemuan kita kala itu. Tidak ada yang istimewa, hanya sebatas obrolan ringan saja.
 
Waktu berlalu, keakraban diantara kita tak bisa terelakkan lagi. pertemuan demi pertemuan kembali terjadi. Masih tetap sama, sebuah pertemuan tak sengaja dan tanpa kata. Hanya tatapan mata kita yang bicara. Aku hanyalah sahabat rahasiamu, yang hanya ada dalam kehidupan pribadimu bukan dalam pekerjaanmu.
 
Ya pekerjaanmu sebagai aparat negara kadang terbawa ke dalam persahabatan kita. Galak, itu sifat yang sering kamu tunjukkan padaku, namun ada ketulusan dibalik semua itu. Kamu sama seperti Jia, bisa menghargai prinsipku.
 
Perhatian demi perhatian kau curahkan, memang tidak secara langsung tapi dari sikap galakmu itulah tersembunyi perhatian yang besar. Kerinduanku pada Jia sedikit terobati dengan kehadiranmu. Tidak ada niat untuk bermain hati, kamu tahu itu. Kamu juga tahu betapa aku mencintai Jia. Perhatian dan ketulusanmu itulah yang sedikit mengobati rinduku padanya, kamu seperti Jia kedua. Meski aku sadar Jia tetaplah Jia, tidak ada orang yang sanggup menggantikannya.
 
"Hujan deras, mengapa kamu keluar. Kalau sakit bagaimana? Bukankah kamu tidak tahan dengan air hujan?" Sebaris kalimat panjang kamu kirim padaku sore tadi.
 
Aku yakin tadi kamu melihatku berjalan di bawah derasnya hujan melewati kantormu. Jia juga akan berkata sepertimu jika tadi melihatku. Kamu tahu, apa yang terjadi denganku dan Jia sekarang. Ya kamu tahu, karena aku hanya bercerita padamu.
 
Di lain hal aku kadang akan marah denganmu, bukan karena apa tapi kamu seenaknya mengusir pedagang-pedagang sayur di taman, kadang aku akan menjadi cerewet ketika di jalan kamu menilang pengendara sepeda motor. Hahaha padahal aku tidak tahu apa-apa soal itu, soal peraturan negaramu.
 
"Jangan ikut campur urusan pekerjaanku, tolong bedakan antara pekerjaan dan urusan pribadi kita." Kalimat itu yang selalu kamu ucapkan padaku.
 
Sama halnya dengan Jia, dia juga tidak suka aku menghubunginya ketika sedang bekerja. Dan kamu tahu aku selalu bandel, aku selalu menelepon dia ketika bekerja. Aku tidak mau mendengar kata-katanya hingga berakhir seperti ini. Beda denganmu, mengapa aku selalu mendengarkanmu?
 
啊興, kita hanyalah sepasang sandal. Kita akan selalu bersama tapi kita tidak akan pernah bersatu. Semirip apapun kamu dengan Jia, hanya Jia yang selamanya ingin kutempatkan di hatiku, di hidupku.
 
 
莉莉@板橋
104年6月24日


Jumlah Pengunjung Blog

 
;