Kita hanya sepasang sahabat yang berawal dari beetalk. Hanya saling menyapa di aplikasi itu. Tidak lebih, hingga senja itu takdir mempertemukan kita. Belakang apartmen menjadi saksi pertemuan kita kala itu. Tidak ada yang istimewa, hanya sebatas obrolan ringan saja.
Waktu berlalu, keakraban diantara kita tak bisa terelakkan lagi. pertemuan demi pertemuan kembali terjadi. Masih tetap sama, sebuah pertemuan tak sengaja dan tanpa kata. Hanya tatapan mata kita yang bicara. Aku hanyalah sahabat rahasiamu, yang hanya ada dalam kehidupan pribadimu bukan dalam pekerjaanmu.
Ya pekerjaanmu sebagai aparat negara kadang terbawa ke dalam persahabatan kita. Galak, itu sifat yang sering kamu tunjukkan padaku, namun ada ketulusan dibalik semua itu. Kamu sama seperti Jia, bisa menghargai prinsipku.
Perhatian demi perhatian kau curahkan, memang tidak secara langsung tapi dari sikap galakmu itulah tersembunyi perhatian yang besar. Kerinduanku pada Jia sedikit terobati dengan kehadiranmu. Tidak ada niat untuk bermain hati, kamu tahu itu. Kamu juga tahu betapa aku mencintai Jia. Perhatian dan ketulusanmu itulah yang sedikit mengobati rinduku padanya, kamu seperti Jia kedua. Meski aku sadar Jia tetaplah Jia, tidak ada orang yang sanggup menggantikannya.
"Hujan deras, mengapa kamu keluar. Kalau sakit bagaimana? Bukankah kamu tidak tahan dengan air hujan?" Sebaris kalimat panjang kamu kirim padaku sore tadi.
Aku yakin tadi kamu melihatku berjalan di bawah derasnya hujan melewati kantormu. Jia juga akan berkata sepertimu jika tadi melihatku. Kamu tahu, apa yang terjadi denganku dan Jia sekarang. Ya kamu tahu, karena aku hanya bercerita padamu.
Di lain hal aku kadang akan marah denganmu, bukan karena apa tapi kamu seenaknya mengusir pedagang-pedagang sayur di taman, kadang aku akan menjadi cerewet ketika di jalan kamu menilang pengendara sepeda motor. Hahaha padahal aku tidak tahu apa-apa soal itu, soal peraturan negaramu.
"Jangan ikut campur urusan pekerjaanku, tolong bedakan antara pekerjaan dan urusan pribadi kita." Kalimat itu yang selalu kamu ucapkan padaku.
Sama halnya dengan Jia, dia juga tidak suka aku menghubunginya ketika sedang bekerja. Dan kamu tahu aku selalu bandel, aku selalu menelepon dia ketika bekerja. Aku tidak mau mendengar kata-katanya hingga berakhir seperti ini. Beda denganmu, mengapa aku selalu mendengarkanmu?
啊興, kita hanyalah sepasang sandal. Kita akan selalu bersama tapi kita tidak akan pernah bersatu. Semirip apapun kamu dengan Jia, hanya Jia yang selamanya ingin kutempatkan di hatiku, di hidupku.
莉莉@板橋
104年6月24日
3 comments:
We so sweet mampir ke blogku juga yah www.dcafestory.blogspot.com yah
hehe, ok kakak
Owh Rin ... so sweet
Post a Comment